Rabu, 27 Agustus 2008

Tata Krama dan sopan santun menghadapi Al-Quran

al-quran1.jpg

Agar bacaan Al-Quran kita berkualitas dan bermanfaat, dan dapat memberikan nilai dan ganjaran dari hasil tadabbur kepadanya, serta memberikan pengaruh positif dan istiqomah kepadanya, sehingga dapat mengamalkannya seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya serta para salafus salih, maka selayaknya memperhatikan terlebih dahulu beberapa adab dan etika yang mesti dijalani dan komitmen dengan aturan-aturannya; baik sebelum atau saat membaca Al-Qur’an.

Sebagian ulama banyak memberikan masukan tentang adab-adab dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, yang mana hal tersebut mereka dapati dari hadits-hadits Rasulullah saw dan sirah –sejarah- para sahabat, begitupun yang mereka dapati dari hasil interaksi mereka dengan Al-Qur’an, dan pengalaman mereka yang berharga dalam mentadabburkan Al-Qur’an.

Para ulama yang menyusun cara membaca Al-Quran, juga menjabarkan beberapa adab-adab dan sesuatu yang dibolehkan dalam membaca Al-Qur’an dan memberikan peringatan dari hal-hal yang makruh. Dan diantara ulama terkenal yang mempunyai pehatian terhadap adab-adab ini adalah Hujjatul Islam; Abu Hamid Al-Ghozali. Beliau berkata dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin”; ada sepuluh adab dalam membaca Al-Quran untuk bisa dijadikan amalan zhahiri, dan sepuluh lainnya sebagai amalan bathini yang harus diterapkan oleh pembaca Al-Qur’an.

Dan diantara ulama lainnya, Imam An-Nawawi yang menyusun kitab yang begitu indah dan bermanfaat yaitu “At-Tibyan Fi Adabi Hamlatil Quran” ; dalam dua bab; lima dan enam beliau mengkhususkan pembahasan tentang adab-adab membaca Al-Quran

Begitupan Imam Suyuthi menyebutkan apa yang disebutkan Imam Al-Ghozali dan An-Nawawi tentang Adab-adab membaca Al-Quran, sehingga beliau dapat menyusun kitab yang berjudul : ”Al-Itqon fi Ulumul Quran” bebrapa bagian dari adab-adab membaca.

Adapun Adab-adab dalam membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

1. Memilih waktu yang cocok untuk membaca Al-Quran.

Waktu tidak ada yang buruk. Setiap saat dianjurkan untuk mengingat Allah. Tetapi ada waktu-waktu khusus dimana, setiap peminta doanya diijabah, pemohon ampun dijamin kemaafannya dan setiap taubat diterima. Yakni , Tahunan, ada Ramadahan sebulan penuh, bulanan ada ayamul bidh (tengah bulan) dimana puasa di sunnahkan, mingguan ada hari jum’at. Harian setiap sepertiga malam terakhir. Ba’da subuh adalah waktu dimana otak sedang fresh bertemu udara pagi yang sejuk.

2. Memilih tempat yang cocok. seperti masjid sebagai salah satu dari rumah Allah, atau di pojokan dari bagaian rumahnya yang sengaja disediakan untuk ibadah, sehingga terhidar dari halangan-halangan, kesibukan-kesibukan lain dan suara gaduh, hendaknya menjauh dari kebisingan, teriakan dan pembicaraan tentang dunia, permainan dan canda anak-anak. Dan sangat baik jika membacanya di tengah kebun yang rindang, atau dekat pohon bunga yang harum dan pemandangan-pemandangan yang menyegarkan. Boleh juga membaca Al-Quran di tengah kegaduhan dan keramaian seakan ia ingin memperlihatkan kepada yang lainnya, atau sambil jalan di jalan raya, atau saat mengendarai mobil atau kendaraan lainnya, walaupun tadabbur dalam kondisi demikian sangat sedikit.

(sumber Al-Ikhwan.net)

Tidak ada komentar: