Malam ini Rabu 27 Agustus, ustadz mengingatkan perang-perang yang dihadapi Rasulullah,
Lalu merefleksi sikap kita yang hoby mendramatisir masalah ringan yang kadang bukan masalah menjadi udzur yang sangat masuk akal dan mewajarkan kita meninggalkan tugas-tugas dakwah. Dengan alasan mencegah madharat yang lebih besar kita libur di medan amal menghidar bahaya yang terlalu dikhayalkan sehingga seolah-olah bakal terjadi didepan mata.
Sebuah do'a harian yang sering diucapkan Nabi SAW, "Allahuma antasalam wa minka ssalam, wailaika yaa uduhussalam dst" menggambarkan betapa hidup rasulullah SAW senantiasa berada dalam kondisi penuh bahaya. Meminta keselamatan dari Allah semata. Bersuyukur setiap hari atas keselamatan karena memang betul-betul ancaman nyawa atas Rasul dan para sahabat setiap detik mengintai. Sebagaimana saat Rasulullah ditimpa batu penggilingan gandum dari loteng pemukiman yahudi yang mengorbankan seorang sahabat yang mendampingi Beliau dengan kepala pecah. Lalu kita? membaca doa ini, setiap hari mengalir dari lisan kita tanpa makna dan ruh tak ubahnya dukun yang mengucapkan mantra-mantra yang tidak dipahaminya.
Lalu kita sering menyebut-nyebut yang kita anggap 'kontribusi' untuk jama'ah dakwah, sebagai sebuah perjuangan heroik padahal kalau direnungi lagi sangat memalukan untuk sekedar menyebutkannya.
Ustadz mengangkat hadits dalam sahihain dari Abu Musa al-Asy'ari, ia berkata: kami keluar bersama Rasulullah SAW dalam satu peperangan. Waktu itu kami berenam bergantian mengendarai seekor unta, kemudian telapak kaki kami pecah-pecah, telapak kaki saya sendiri pecah dan kuku-kukunya pun copot. Waktu itu kami membalut kaki-kaki kami dengan sobekan kain. sehingga aku menyebut peperangan itu dengan perang Dzzaturriqo (sobekan kain)." Abu Musa alAsyari yang menyebutkan hadits ini, tetapi kemudian ia tidak menyukainya, Ia berkata seolah-olah tidak suka menceritakan perjuangan tersebut.
Ada kemalasan, ada kesombongan dalam jiwa kita saat menempuh jalan dakwah ini. Penyakit berbahaya yang lebih kronis dari penyakit medic mematikan apapun yang ada di kolong langit ini. Jazakallah Ustadz wa antum akhuna fillah yang sabar menemani kemalasan dan kesombongan ana disetiap malam kamis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar