Selasa, 02 September 2008

Kendala Dakwah

lulu purwaningrum <aisyakamila@yahoo.co.id> menulis:

Menyambut dengan senang hati semua program2 dakwah Ust Anis , tapi tidak demikian di daerah saya di salah satu area di Solo, masyarakat jawa yang sangat menyukai cultur homogen. tidak menyukai kalo ada orang berbeda dari kebiasaan yang ada. Dakwah kami di daerah saya terutama di perumahan saya dianggap kelompok aliran baru yang mengancam kemapanan para tokoh yang sudah ada. Ada proteksi yang kuat terhadap dakwah kami dari para tokoh. ada ketidak percayaan diri bagi kami (aktivis dakwah), untuk bersilaturahmi karena stereotip yang ada pada mereka.
Meskipun begitu kami masih tetap memakmurkan masjid dengan sholat berjamaah, menghadiri pengajian2 mereka.
Tapi untuk menjadi pengisi, mereka masih memberi jarak.
ada masukan dari antum semua?

Jawaban

Assalamualaikum wr. Wb.
Ukhtinal Kiramah yang semoga Allah terus mengokohkan dakwah antum,
Allah menjadikan manusia dengan segala kelebihannya dan segala kekurangannya,
dakwah kadang masuk melalui kelebihan manusia seperti, fitrah yang bersih, menyukai kebaikan dll, kadang pula masuk melalui kekurangannya.
Ingin dihormati dan serakah, adalah kekurangan manusia yang juga bisa dijadikan gerbang masuk dakwah.
Contoh sirah Nabawiyah di Fathu Makkah saat menghormati
Abu Sufyan.
Pada umumnya manusia itu serakah, ingin mendapatkan sebanyak-banyak dengan memberikan yang sedikit-dikitnya, tanpa memberikan apapun kalau bisa. Menginginkan sebanyak-banyak penghormatan tanpa harus menghormati orang lain, menginginkan setinggi-tingginya kedudukan tanpa menghargai kedudukan orang lain.
Yang serakah sangat menutup diri dengan manusia yang sama-sama serakah. Karena mengenal betul buruknya keserakahan.
Yang serakah sangat mengenal kapan lawan bicaranya serakah sekecil apapun keserakahannya. Karena dia expertnya keserakahan.
Yang serakah sangat mudah ditaklukan, tatkala dia salah sangka, menganggap serakah orang yang tidak serakah.
Yang serakah sangaaaat memerlukan orang-orang yang tidak serakah. Karena orang-orang yang serakah tidak ditemani dan tidak tahan berteman dengan yang sama-sama serakah. Mudah indikasinya, partai yang mengaku islami, tapi kurang memperhatikan keikhlasan anggotanya, mudah berantakan dan susah islah.
Kita akan menjadi orang yang serakah pula ketika mengenalkan dakwah dengan harapan mereka harus mencoblos partai dakwah kita di Pemilu nanti. Atau bergabung dengan pengajian mereka biar kita menjadi nara sumber mereka.
Ketika kita mendapatkan kenikmatan keikhlasan bersama ikhwah dan akhwat fillah di lingkungan lembaga dakwah anti, maka interaksi kita yang intens dan sering dengan lingkungan masyarakat adalah mengenalkan nikmatnya keikhlasan yang pernah kita rasakan, karena sesungguhnya, kebaikan itu menular dengan lebih cepat dari pada penyebaran virus keburukan. Ini banyak yang tidak sadar. Juru kebaikan ditemani malaikat2 yang mulia dan perkasa yang tidak mati sampai hari kiamat, sedangkan juru keburukan dikelilingi syetan dari kalangan jin dan manusia yang banyak kekurangannya dan bisa mati!!.
Para juru dakwah cepat patah arang dangan mengatakan keburukan lebih cepat berpengaruh dari pada kebaikan sebelum menghitung seberapa intens dia berinteraksi dengan objek dakwahnya bahkan bisa jadi dia belum turun ke dunia dakwah.
. Mungkin itu yang bisa ana tangkap dari intruksi usatdz Anis, kebenaran itu datangnya dari Allah, apabila yang saya sampaikan tadi ada benarnya semoga ukhti diberikan kelembutan hati untuk menerima, dan kekhilafan dari pribadi ana, apabila yang ana tuliskan ada salahnya semoga Allah memberikan kekerasan hati ukhti untuk menolak apa yang saya sampaikan, Salam dakwah penuh ukhuwah semoga pertolongan Allah senantiasa menaungi dakwah para juru dakwah di bulan penuh berkah. Wallahu a’lam bissawab.

Tidak ada komentar: